0
Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk Perkembangan Otak Anak
Posted by Unknown
on
1:20 PM
Kenapa Musik Begitu Penting Dalam Dunia Anak?
Banyak orang berpikir bahwa
musik lebih berperan dalam perkembangan aspek emosi dan sosial anak seperti:
·
Meningkatkan kontrol diri (yang berkaitan dengan
ketrampilan sosial)
·
Ekspresi perasaan dan diri anak, serta membentuk
konsep diri
·
Membuat anak menjadi lebih peka, dan
meningkatkan emosi positif semisal: gembira, tenang.
·
Mengurangi stres.
·
Menunjang hubungan antara orang dewasa dan anak.
Padahal efek musik tidak
hanya itu saja! Musik juga berperan mengoptimalkan perkembangan otak anak.
Mendengarkan musik di 3 tahun pertama akan membentuk fungsi otak yang sangat
menunjang proses belajar:
·
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
·
Memacu berpikir kreatif
·
Menambah daya ingat
·
Menambah motivasi dan kemampuan belajar
·
Mengaktifkan kedua belah otak (kiri dan kanan)
·
Penguasaan bahasa dan perbendaharaan kata yang
baik
·
Meningkatkan aspek-aspek dalam intelegensi
ganda, mis: berpikir spasial-temporal
·
Meningkatkan rentang perhatian (konsentrasi)
terhadap suatu tugas/pekerjaan
Kapan Memulainya?
Sedini mungkin.
Banyak wanita yang sejak hamil memberikan rangsangan musik pada janinnya.
Namun begitu si bayi lahir rangsangan bermusik ini makin lama makin berkurang.
Padahal sejak lahir seorang bayi sudah dibekali dengan gen dan sinapsis di
otaknya yang sensitif terhadap bunyi musik sehingga ia peka dan siap bermusik
dan akan berkembang jika dirangsang oleh lingkungan terlebih pada masa pekanya
yaitu 0 – 3 tahun. Namun kemampuan memproses musik secara natural ini akan
lama-lama hilang jika tidak terus dirangsang. Jadi semakin dini rangsangan
bermusik diberikan dan dipupuk terus semakin baik pengaruhnya bagi anak.
Beberapa jenis musik
mempunyai efek yang berbeda pada seseorang. Musik klasik seperti dari Mozart,
Bach, Chopin mempunyai efek terapi/penyembuhan, sedangkan musik klasik berirama
mars (atau dari Paganini dan Wagner) membangkitkan energi seseorang, bahkan
pada beberapa anak membuat tingkat hiperaktivitasnya bertambah. Musik rock dan
disko, karena latar belakan irama dan musiknya yang gaduh terlalu merangsang
anak sehingga ber-efek kurang baik.
Apakah anak harus
mendengarkan musik sepanjang hari? Tidak. Karena mendengarkan musik terus
menerus akan membuat telinga menjadi “kebal” dan menurunkan sensitivitas
terhadap musik. Kesenyapan/kesunyian juga dibutuhkan untuk membantu anak
belajar konsentrasi, atau mendengarkan sesuatu secara fokus.
Kegiatan Bermusik Apa Yang Bisa Dilakukan?
Berbagai aktivitas yang
melibatkan musik di bawah ini dapat dilakukan oleh orang tua dengan tingkat
musikalitas yang paling rendah sekalipun. Mengapa? Karena ada 4 elemen
bermusik: menyanyi, menari (gerak bebas/kreatif), mendengar, dan memainkan alat
musik. Jadi, jika anda merasa bersuara sumbang, jangan khawatir. Anda masih
bisa menari, mendengar dan memainkan alat musik bukan?
1. Menyanyi
·
Rajinlah menyanyi bersama anak. Nyanyian yang
baik untuk anak adalah yang melodi dan syairnya sederhana, mudah dimengerti dan
diikuti.
·
Bernyanyilah tanpa iringan alat musik, spontan,
dan mengiringi kegiatan anda dengan anak (bangun tidur, mandi, cuci tangan,
menjelang makan, bermain, membereskan mainan, belajar, menjelang tidur, dan
lainnya)
·
Menyanyilah untuk bayi: yang masih di kandungan
maupun yang sudah lahir.
·
Perkenalkan anak pada berbagai macam lagu:
daerah, perjuangan, hari-hari besar, jenaka, klasik, dan lainnya.
·
Pakailah lagu sebagai sarana untuk mengenalkan
suatu informasi. Misalnya: lagu ”Tek-Kotek” untuk mengajarkan tentang ayam,
”Ambilkan Bulan, Bu” untuk belajar tentang malam hari.
2. Menari (gerak bebas/kreatif)
·
Dorong anak ”menari” dengan selendang, pita
lebar-panjang, mengikuti irama musik
·
Ajak anak menciptakan gerakan sesuai irama
musik: cepat, lambat, lembut/melambai, baris-berbaris dan lainnya.
3. Mendengarkan
·
Perdengarkan kaset, CD musik di mobil, maupun di
rumah.
·
Perkenalkan anak pada berbagai jenis musik:
klasik, pop, jazz, tradisional, blues, rap-reggae, dll.
·
Ajak anak menonton konser musik di sekolah,
marching-band pada berbagai pawai, orkestra di gedung pertunjukkan khusus.
·
Ajak anak menginterpretasikan lagu dari sisi:
syair, dan mood lagu (ceria, sendu, muram, seram, meledak-ledak, tenang).
4. Memainkan alat musik
·
Ciptakan alat musik buatan sendiri dari bahan
yang sederhana: botol plastik diisi biji-bijian menjadi marakas, kaleng susu
dan sendok menjadi drum dan pemukulnya, tempurung kelapa jadi alat irama
(ritmik).
·
Mulailah dengan menyediakan instrumen musik
irama untuk anak bereksplorasi bebas dan kreatif: tambourine, cymbal, bel,
genderang.
·
Mainkan instrumen musik bermelodi seperti
xylofon, piano, dan gitar (jika anda bisa dan punya)
·
Tawarkan les alat musik pada anak. Masa terbaik
untuk belajar instrumen musik terutama pada usia 3-10 tahun.
INGATLAH!
Lakukan kegiatan bermusik
bersama anak dengan gairah dan minat yang tinggi, maka cepat atau lambat putra-putri
kita akan meniru dengan antusiasme yang sama bahkan mungkin lebih heboh.
Selamat bermusik!
sumber :